Mari menyonsong masa depan dengan semangat memulyakan diri dengan meninggikan Islam.
Memulyakan diri, yang saya maksud adalah membawa diri kita ketempat yang lebih baik dibanding hari hari ditahun sebelumnya. Meski kadang kita merasa segala sesuatu yang kita lakukan semua telah baik, tidak pernah merasa ada yang kurang atau salah. Tapi mungkin ada baiknya kita merenung kembali. Pasti ada celah untuk memperbaiki dan menyempurnakan kehidupan kita. Menghitung diri begitulah yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslim di akhir tahun hijriyah. Kemudian memnyempurnakannya di tahun berikutnya. tidak perlu merayakan dengan penuh hura-hura,pesta kembang api dan menampilkan hiburan-hiburan musik dan segala bentuk pesta"glamour" lainya.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Al Hasyr : 18) Introspeksi ya introspeksi diri inilah yang harus di lakukan oleh setiap insan yang beriman. “ hisablah dirimu sebelum engkau di hisab”,
Muhasabah ada dua macam, sebelum beramal dan sesudahnya.
* Jenis yang pertama: Sebelum beramal, yaitu dengan berfikir sejenak ketika hendak berbuat sesuatu, dan jangan langsung mengerjakan sampai nyata baginya kemaslahatan untuk melakukan atau tidaknya. Al-Hasan berkata: “Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berdiam sejenak ketika terdetik dalam fikirannya suatu hal, jika itu adalah amalan ketaatan pada Allah, maka ia melakukannya, sebaliknya jika bukan, maka ia tinggalkan”.
* Jenis yang kedua: Introspeksi diri setelah melakukan perbuatan. Ini ada tiga jenis:
1. Mengintrospeksi ketaatan berkaitan dengan hak Allah yang belum sepenuhnya ia lakukan, lalu ia juga muhasabah, apakah ia sudah melakukan ketaatan pada Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya atau belum ?
2. Introspeksi diri terhadap setiap perbuatan yang mana meninggalkannya adalah lebih baik dari melakukannya.
3. Introspeksi diri tentang perkara yang mubah atau sudah menjadi kebiasaan, mengapa mesti ia lakukan? Apakah ia mengharapkan Wajah Allah dan negeri akherat? Sehingga (dengan demikian) ia akan beruntung, atau ia ingin dunia yang fana? Sehingga iapun merugi dan tidak mendapat keberuntungan.
* Muhasabah memiliki dampak positif dan manfaat yang luar biasa, antara lain:
1. Mengetahui aib sendiri. Barangsiapa yang tidak memeriksa aib dirinya, maka ia tidak akan mungkin menghilangkannya.
1. Dengan bermuhasabah, seseorang akan kritis pada dirinya dalam menunaikan hak Allah. Demikianlah keadaan kaum salaf, mereka mencela diri mereka dalam menunaikan hak Allah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Darda bahwa beliau berkata: “Seseorang itu tidak dikatakan faqih dengan sebenar-benarnya sampai ia menegur manusia dalam hal hak Allah, lalu ia gigih mengoreksi dirinya.
1. Diantara buah dari muhasabah adalah membantu jiwa untuk muraqabah. Kalau ia bersungguh-sungguh melakukannya di masa hidupnya, maka ia akan beristirahat di masa kematiannya. Apabila ia mengekang dirinya dan menghisabnya sekarang, maka ia akan istirahat kelak di saat kedahsyatan hari penghisaban.
1. Diantara buahnya adalah akan terbuka bagi seseorang pintu kehinaan dan ketundukan di hadapan Allah.
5. Manfaat paling besar yang akan diperoleh adalah keberuntungan masuk dan menempati Surga Firdaus serta memandang Wajah Rabb Yang Mulia lagi Maha Suci. Sebaliknya jika ia menyia-nyiakannya maka ia akan merugi dan masuk ke neraka, serta terhalang dari (melihat) Allah dan terbakar dalam adzab yang pedih.
Demikianlah para ulama menjelaskan makna muhasabah dan pengaruhnya bagi kelangsungan hidup insane yang beriman, semoga bermanfaat untuk siapa saja yang membaca tulisan ini. Selamat tahun baru hijriyah 1431H mari menyonsong masa depan dengan semangat meninggikan Islam. (kripikbuah)
Comments :
Posting Komentar